Dalam setiap kata yang dilukiskan dalam bait puisi dibawah ini, penulis ingin melukiskan sebuah kata yang ingin ditunjukkan kepada sang pengabdi sejati. Meski sang penulis bukanlah siapa-siapa, tapi lewat tulisan ini ingin menyampaikan rasa terima kasih atas jasa sang pengabdi sejati yang telah memberikan penerangan dunia atas ilmu yang diberikannya Bening Air Terjunmu. Aku ingin menyentuh wajah yang terjatuh. Dari butiran-butiran deras di atas bukit-bukit itu. Ketika malam yang kabut. Telah berlalu dari hadapanku. Yang menghalangi malam kelamku. Raut yang misteri menyelubungi daun-daun. Di balik pohon-pohon hijau ia mengaduh. Terhempas ke dinding-dinding batu. 8. Air Terjun. Puisi tentang pesona air terjun di desa berikut dikutip dari buku Puisi Panorama Alam Indonesia, penerbit Guepedia (2022). Gemericik tetesan suara air terjun mengalir, Airnya menyusuri bebatuan berpasir, Menyeruak gelembung berbulir-bulir, Terhempas angin debu terbang berbutir-butir, Kicauan burung terdengar merdu, Muhammad Yamin (dan Rustam Effendi) terkenal sebagai pembawa puisi berpola soneta dari Belanda – asli Italia itu – ke Indonesia. Antara tahun 1920-1922, dia banyak menulis lirik. Yamin sendiri banyak menulis soneta, tapi belum dibukukan. Lakonnya, Ken Angrok dan Ken Dedes (1934), Kalau Dewi Tara Sudah Berkata… (1932), Gajah Mada (1946 Pengertian Majas Klimaks. Baca Cepat tampilkan. Klimaks menandakan sesuatu yang memuncak, sampai pada puncak suatu hal. Majas kalimaks adalah anggota kelompok majas penegasan yakni kelompok majas yang menggunakan kata-kata penegasan untuk meningkatkan kesan makna dari gagasan, ide, opini, kata yang ingin diutarakan. Selain pantai, Pangandaran terkenal dengan pesona wisata yang beragam, seperti air terjun atau curug, goa, cagar alam, dan masih banyak lagi. Baca Juga: Manfaat dan Kegunaan Pohon Bambu untuk Lingkungan Sekitar! Rekomendasi Hotel Aestetik Bandung: Nikmati Kenyamanan Selama Tahun Baru 2024! lEGlc.

puisi air terjun 3 bait