Shahihkahhadits "Tidak beriman salah seorang diantara kamu sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku diutus dengannya"? 27. Ahsanallaahu ilaikum, apakah Al Musthafa termasuk dari nama Rasul shallallaahu 'alaihi wa sallam? ozJoB2. Ilmu hadits adalah salah satu cabang utama dalam ilmu agama Islam yang mempelajari tentang segala sesuatu terkait dengan hadits Nabi Muhammad SAW. Hadits adalah kumpulan dari perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW yang menjadi sumber kedua dalam agama Islam setelah Al-Qur’an. Ilmu hadits berfungsi untuk mengumpulkan, mempelajari, dan menyebarkan hadits-hadits yang sahih dan shahih kepada masyarakat Islam seluruh dunia. Namun, masih banyak pertanyaan yang sering muncul terkait dengan ilmu hadits sehingga membutuhkan penjelasan yang komprehensif dan itu Ilmu Hadits?Ilmu hadits adalah cabang utama dalam ilmu agama Islam yang mempelajari tentang segala sesuatu terkait dengan hadits Nabi Muhammad SAW. Hadits adalah kumpulan dari perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW yang menjadi sumber kedua dalam agama Islam setelah Al-Qur’an. Ilmu hadits berfungsi untuk mengumpulkan, mempelajari, dan menyebarkan hadits-hadits yang sahih dan shahih kepada masyarakat Islam seluruh dunia. Ilmu hadits juga meliputi metode pengumpulan hadits, klasifikasi hadits berdasarkan keabsahan dan keandalannya, serta pengembangan teori pembuktian keabsahan Abdullah bin Mubarak, salah satu ulama hadits terkemuka, “Hadits adalah agama kami.” Hal ini menunjukkan betapa pentingnya hadits dalam agama Islam sehingga memerlukan pengumpulan dan penyebaran hadits yang benar dan akurat. Ilmu hadits juga memainkan peran penting dalam memastikan kebenaran agama Islam dan memperkuat keyakinan umat Islam terhadap ajaran agama yang Memiliki Otoritas dalam Ilmu Hadits?Dalam ilmu hadits, otoritas tertinggi adalah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang dapat dipercaya. Mereka dianggap sebagai sumber utama hadits dan menjadi rujukan bagi para ulama hadits dalam menentukan keabsahan ulama hadits yang memiliki otoritas di antaranya adalah Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan An-Nasa’i. Mereka dikenal sebagai “Kutubus Sittah” atau enam kitab hadits yang paling terkenal dan dianggap sebagai rujukan utama dalam ilmu ulama hadits modern juga memiliki otoritas dalam ilmu hadits, seperti Syaikh Muhammad Nasiruddin Al-Albani dan Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz. Mereka memainkan peran penting dalam mengembangkan ilmu hadits pada zaman modern dengan mengumpulkan, mempelajari, dan menyebarkan hadits-hadits yang sahih dan Cara Mengumpulkan dan Mempelajari Hadits?Proses pengumpulan dan pembelajaran hadits adalah proses yang sangat penting dalam ilmu hadits. Proses ini dilakukan dengan metode yang sangat ketat untuk memastikan keabsahan dan keandalan pengumpulan hadits dimulai dengan mencari dan mengumpulkan hadits dari sumber-sumber tertentu, seperti kitab-kitab hadits atau riwayat dari para sahabat. Setelah itu, para ulama hadits melakukan kritik dan verifikasi terhadap hadits-hadits tersebut untuk menentukan keabsahan dan hadits berhasil dikumpulkan dan diverifikasi keabsahannya, para ulama hadits kemudian mempelajarinya. Proses pembelajaran ini mencakup pengenalan terhadap konteks hadits, seperti kapan hadits tersebut diucapkan, siapa yang mengucapkannya, dan siapa yang menyaksikan peristiwa tersebut. Hal ini bertujuan untuk memahami makna sebenarnya dari hadits dan menerapkannya dengan benar dalam kehidupan yang Dimaksud dengan Hadits Sahih dan Shahih?Hadits sahih adalah hadits yang telah melalui proses verifikasi dan kritik yang ketat oleh para ulama hadits dan dinyatakan sebagai hadits yang benar dan sahih. Hadits sahih memiliki sumber yang dapat dipercaya dan diriwayatkan secara jelas dan dapat hadits shahih adalah hadits yang telah melalui proses verifikasi dan kritik yang sangat ketat oleh para ulama hadits dan dinyatakan sebagai hadits yang benar dan shahih. Hadits shahih memiliki sumber yang sangat dipercaya dan diriwayatkan secara jelas dan dapat antara hadits sahih dan shahih adalah pada tingkat ketatnya proses verifikasi dan kritik hadits oleh para ulama hadits. Hadits shahih dianggap lebih sahih daripada hadits sahih karena telah melalui proses verifikasi dan kritik yang lebih Cara Menentukan Keabsahan dan Keandalan Hadits?Proses penentuan keabsahan dan keandalan hadits dilakukan dengan metode yang sangat ketat dan cermat oleh para ulama hadits. Metode ini mencakup beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum suatu hadits dapat dianggap sahih atau pertama adalah mencari sumber hadits dari para sahabat atau kitab-kitab hadits yang telah tersedia. Setelah itu, para ulama hadits melakukan kritik dan verifikasi terhadap sumber-sumber tersebut untuk menentukan keabsahan dan kedua adalah mengevaluasi keandalan perawi hadits. Perawi hadits adalah orang yang meriwayatkan sebuah hadits dari Nabi Muhammad SAW atau para sahabatnya. Para ulama hadits melakukan evaluasi terhadap perawi hadits untuk menentukan apakah dia dapat dipercaya atau tidak dalam meriwayatkan ketiga adalah mengevaluasi konten hadits. Para ulama hadits memeriksa konten hadits untuk menentukan apakah hadits tersebut cocok dengan ajaran Islam dan tidak bertentangan dengan Al-Qur’ keempat adalah mengevaluasi jejak dan riwayat hadits. Para ulama hadits memeriksa jejak dan riwayat hadits untuk menentukan apakah hadits tersebut bersumber dari perawi yang dapat dipercaya atau kelima adalah melakukan konsensus. Para ulama hadits melakukan konsensus untuk memastikan bahwa hadits tersebut benar dan dapat dipercaya sebagai sumber ajaran yang Dimaksud dengan Sanad dan Matan Hadits?Sanad adalah bagian dari hadits yang berisi daftar perawi hadits yang meriwayatkan hadits tersebut dari Nabi Muhammad SAW atau para sahabatnya. Sanad juga berisi informasi tentang perawi hadits, seperti nama, tempat tinggal, dan adalah bagian dari hadits yang berisi isi atau teks hadits itu sendiri. Matan mencakup apa yang dikatakan atau dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW atau para sahabatnya dalam hadits dan matan adalah dua bagian penting dari hadits karena berfungsi untuk memastikan keabsahan dan keandalan hadits. Sanad digunakan untuk mengevaluasi perawi hadits, sedangkan matan digunakan untuk mengevaluasi konten Penting Untuk Mempelajari Ilmu Hadits?Mempelajari ilmu hadits sangat penting bagi umat Islam karena hadits adalah sumber kedua dalam agama Islam setelah Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW dan menghormatinya sebagai teladan hidup yang baik. Oleh karena itu, hadits memainkan peran penting dalam memperkuat keimanan dan keyakinan umat Islam terhadap ajaran agama itu, mempelajari ilmu hadits juga memungkinkan kita untuk memahami dan mengaplikasikan ajaran Islam dengan benar dan tepat. Dengan mempelajari hadits, kita dapat memahami tafsir Al-Qur’an yang lebih baik dan mengetahui lebih banyak tentang perilaku Nabi Muhammad SAW yang dapat menjadi contoh bagi kehidupan kita mempelajari ilmu hadits juga merupakan bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap warisan agama Islam. Hadits telah menjadi bagian integral dari agama Islam selama lebih dari tahun dan telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan ajaran agama Menjaga Keaslian Hadits pada Zaman Sekarang?Pada zaman modern seperti sekarang, menjaga keaslian hadits menjadi semakin penting karena semakin banyak hadits palsu atau tidak dipercaya yang beredar di masyarakat. Oleh karena itu, para ulama hadits dan organisasi-organisasi Islam telah melakukan upaya untuk menjaga keaslian hadits dengan beberapa cara berikutPengembangan metode pengumpulan, verifikasi, dan penyebaran hadits yang lebih ketat dan cermatPenyebaran informasi tentang hadits sahih dan shahih kepada masyarakat Islam melalui media sosial dan situs webPemberian sanksi kepada orang-orang yang membuat atau menyebarkan hadits palsuPenyelenggaraan seminar dan diskusi tentang ilmu hadits dan keaslian haditsHal ini dapat membantu menjaga keaslian hadits dan memastikan bahwa masyarakat Islam memperoleh informasi yang benar dan akurat tentang ajaran agama Yang Harus Dilakukan Jika Ingin Belajar Ilmu Hadits?Jika ingin belajar ilmu hadits, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, sepertiBelajar dari guru atau ulama yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam ilmu haditsMembaca buku-buku atau kitab-kitab hadits yang terpercaya dan sahihMengikuti kursus atau seminar tentang ilmu haditsBergabung dengan komunitas atau lembaga yang membahas tentang ilmu haditsHal ini dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu hadits dan menjaga keaslian hadits dalam agama hadits adalah salah satu cabang utama dalam ilmu agama Islam yang mempelajari tentang segala sesuatu terkait dengan hadits Nabi Muhammad SAW. Hadits adalah sumber kedua dalam agama Islam setelah Al-Qur’an dan memainkan peran penting dalam memperkuat keimanan dan keyakinan umat Islam terhadap ajaran agama ulama hadits memiliki otoritas dalam menentukan keabsahan dan keandalan hadits dengan metode yang sangat ketat dan cermat. Sanad dan matan hadits adalah dua bagian penting dari hadits yang berfungsi untuk memastikan keaslian dan keandalan ilmu hadits sangat penting bagi umat Islam karena dapat membantu memahami dan mengaplikasikan ajaran Islam dengan benar dan tepat. Menjaga keaslian hadits pada zaman modern juga perlu dilakukan dengan metode pengumpulan, verifikasi, dan penyebaran hadits yang lebih ketat dan cermat. Nabi adalah orang yang membawa berita. Bukan sembarang berita, tapi ini berita dari langit. Semua Nabi membawa dua pesan utama percaya kepada Tuhan dan percaya pada hari akhir/hari kebangkitan. Pesan dari langit bukan sekadar pepesan kosong melainkan juga harus diterapkan untuk terciptanya ketertiban dan kenyamanan. Pada titik ini, Nabi menjelma menjadi suri tauladan untuk menjalankan pesan ilahi. Nabi bukan hanya pembawa pesan messenger sebagaimana layaknya tukang pos yang tidak tahu isi pesan. Nabi diberi pemahaman akan berita atau pesan yang hendak diteruskan kepada sesama. Bahkan Nabi juga menjawab sejumlah pertanyaan mengenai maksud dan kandungan berita langit. Nabi juga menjadi orang pertama yang berhadapan dengan mereka yang tidak percaya dan mengingkari pesan langit. Ada yang jelas-jelas menentang kafir namun ada pula yang hatinya mendua antara percaya dan tidak percaya munafiq. Banyak pihak yang sekadar iseng bertanya kepada Nabi. Atau bertanya untuk menguji dan mengolok-olok. Ada pula yang gemar mencari-cari kesalahan, menguping dan membocorkan pembicaraan Nabi, bahkan ada yang meniru gerak-gerik Nabi berbicara sekadar mengejek setiap kali Nabi menyampaikan pesan atau Hadis riwayat Imam Bukhari dikisahkan Nabi naik mimbar dan kemudian "menantang" jamaah untuk mengajukan pertanyaan yang mereka mau, dan pasti saat itu akan Nabi jawab. Melihat Nabi yang terlihat geram, sejumlah sahabat menangis terisak-isak. Nabi berulangkali berseru "bertanyalah kalian kepadaku!". Seorang bertanya, "dimana tempat tinggalku kelak?" Nabi menjawab "kamu di neraka!". lantas Abdullah bin Hudzaifah bertanya "siapa ayahku Ya Rasul?" Nabi menjawab, "Ayahmu Hudzaifah." Nabi masih menunggu siapa lagi yang mau bertanya segala macam kepadanya dengan terus mengulang "Ayo bertanya lagi?!"Umar bin Khattab kemudian berkata "Radhina billahi Rabba, wa bil Islami dina, wa bi Muhammadin shallahu 'alayhi wa sallam Rasula Kami ridha Allah sebagai Rabb Kami, Islam sebagai agama kami dan Muhammad SAW sebagai Rasul." Ucapan Umar di tengah isak tangis para sahabat tersebut mengandung pertaubatan, penyesalan akan ketidaksopanan sejumlah pihak dan juga pengulangan janji kesetiaan kepada Nabi. Nabi terdiam sejenak mendengar ucapan Umar. Nabi kemudian bersabda "Pada dinding ini telah diperlihatkan kepadaku surga dan neraka. Belum pernah kulihat kebaikan dan keburukan seperti hari ini." Ucapan Nabi bermakna gentingnya situasi saat itu akibat kemarahan ini berbuntut panjang. Dalam riwayat Imam Muslim diceritakan kisah tambahan betapa ibu Abdullah murka pada anaknya yang bertanya siapa bapaknya di depan Nabi. Bukan saja pertanyaan itu tidak penting ditanyakan tapi juga seolah meragukan jalur nasabnya. Kata ibunya, "Kamu sangka ibumu ini pelacur yang kemudian aibnya mau kamu buka di depan Nabi dan jamaah dengan bertanya seolah meragukan siapa ayahmu?! Aku tidak pernah mendengar seorang pun yang lebih durhaka ketimbang engkau!"Ada memang orang yang selalu ingin tahu hal-hal yang amat sangat detil dari agama ini. Nabi yang membawa gagasan besar dan pesan dari langit disibukkan dengan pertanyaan remeh temeh, seperti orang yang kehilangan unta dan kemudian bertanya hal itu kepada Nabi. Nabi pernah bersabda"Wahai manusia, sesungguhnya Allah telah mewajibkan haji kepada kalian, maka berhajilah”. Seseorang berkata, ”Apakah setiap tahun, wahai Rasulullah?” Maka beliau diam hingga orang tersebut mengulanginya sampai tiga kali, kemudian Rasulullah bersabda, ”Kalau aku katakan ya, niscaya hal tersebut menjadi wajib, dan niscaya kalian tidak akan sanggup,” kemudian beliau bersabda, ”Biarkanlah aku terhadap apa yang aku tinggalkan kepada kalian. Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa karena pertanyaan dan penentangan mereka kepada nabi-nabi mereka. Jika aku memerintahkan sesuatu kepada kalian, kerjakan semampu kalian. Dan jika aku melarang sesuatu pada kalian, tinggalkanlah."Maka kemudian turunlah ayat "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menanyakan hal-hal yang jika diterangkan kepada kalian, niscaya menyusahkan kalian." [al-Mâidah 101]. Jadi, apa kita tidak boleh bertanya? Tentu boleh. Ada sekitar 12 ayat di mana Allah turun tangan langsung menjelaskan jawaban dengan menggunakan redaksi "Mereka bertanya kepadamu tentang...." Itu karena pertanyaannya sangat penting. Di lain kesempatan, Nabi juga senang sekali berdialog dengan para sahabatnya. Ini artinya Nabi tidak keberatan menghadapi berbagai pertanyaan sahabat. Namun seringkali orang bertanya bukan untuk mendapatkan jawaban. Ada yang bertanya untuk menunjukkan bahwa dia juga memiliki pengetahuan tentang hal yang dibicarakan. Ada yang bertanya untuk menyindir, atau untuk menunjukkan kita lebih pintar dari yang ditanya. Atau bertanya untuk menebar pesona betapa alim dan dermawannya pertanyaan model ini "Mengapa ya Ustadz setiap saya habis bersedekah rasanya nikmatttt sekaliii?" Lantas disusul pertanyaan jamaah lain, "Kalau saya rasanya nikmat itu pas sehabis shalat tahajud 12 rakaat. Kenapa ya Ustadz?" Atau yang satu ini "Bu Ustadzah, setiap saya pergi umrah setiap bulannya kenapa ya saya selalu menangis kalau shalat di depan Ka'bah? Dan anehnya tetangga saya katanya tidak bisa keluar air mata di Tanah Suci. Apakah perbedaan ini karena saya rajin menyantuni anak yatim, sementara tetangga saya itu terkenal pelitnya ya Bu?"Duuhhhh!Nadirsyah Hosen, Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School Assallammualaikum. Wb wb. Secara tidak sengaja saya menemukan situs ini, mudah-mudahan saya dapat mempelajari Islam secara benar, Amien Pada awalnya saya mempelajari Agama Islam melalui buku-buku kemudian saya memperdalam Al Quran dengan membaca tafsirnya semakin lama saya semakin tertarik dan selalu saya catat hal-hal yang banyak terdapat dalam ceramah-ceramah di Masjid/di TV. Semakin banyak saya baca saya justru menemukan bahwa Quran tidak mengajarkan untuk mempelajari kitab lain selain Al Quran karena Quran itu sempurna,lengkap,jelas dan mudah QS 22/185, 241/3, 5417, 6114,579, dst dst Pertanyaan saya bagaimana sebenarnya kedudukan Hadist apakah itu maksudnya yang terdapat pada QS 2129/151. Saya tidak meragukan adanya Hadist tetapi saya khawatir untuk mempelajari Hadist bila tidak menyangkut ayat dalam Al Quran. Terima kasih, mudah-mudahan Allah memberikan Ilmu yang baik. Jawaban Wa alaikum salam. Ada dua sumber utama untuk ajaran Islam yang disepakati ulama, yaitu al-Qur’an dan kedua Hadits [ingat khutbah Nabi ketika disampaikan pada waktu haji wadha’; dan hal ini pernah kami singgung dulu ketika menanggapi pertanyaan ikhwan lain tentang kaum pengingkar sunnah]. Mustafa al-Siba’i dalam bukunya “al-Sunna wa makanatuha fi l-Tasyri'” memaparkan fungsi Hadits terhadap al-Qur’an. Pertama, kita meyakini bahwa al-Qur’an itu memuat segala apa saja yang telah, sedang dan akan terjadi di dunia ini dan di akhirat nanti. Tetapi harus diingat bahwa jumhur ulama sepakat bahwa al-Qur’an bukan kitab undang-undang, atau buku ilmiah yang merinci segala rumus-rumus yang detail. Contoh, al-Qur’an bercerita tentang kemungkinan manusia dan jin untuk menembus ruang angkasa, tetapi dalam ayat tersebut tidak diterangkan secara detail rumus-rumus biologi, fisika dan kimianya. Oleh sebab itu, jumhur ulama juga sepakat bahwa al-Qur’an, selain dalam kasus pengungkapan unsur-unsur ibadah dan hukum waris terutama, ayat-ayat al-Qur’an cenderung bersifat global/rumus-rumus, atau rambu-rambu utama saja.=20 Oleh sebab itu, dalam konteks ini, kata al-Siba’i, fungsi Hadits sebagai a. penjabar keumuman ayat. b. indikator mempertegaskan hukum-hukum al-Qur’an [masih sangat terkait dengan fungsi pertama di atas]. c. sebagai penetapan norma khusus/baru. Coba baca ayat “wa ma ataakurasuulu[?] fa khudzuuhu, wa ma nahakum anhu fantahuu” [ambil/ikutilah apa-apa yang kalian disuruh oleh Nabi untuk melakukannya, dan tinggalkanlah apa-apa yang Nabi minta kalian untuk menjauhinya]. Kedua, karena, ayat-ayat al-Qur’an umumnya bersifat global, maka hadits dapat menjadi kunci pembuka untuk kita dapat menemukan rahasia rumus atau pesan-pesan yang paling mendalam dari al-Qur’an. Sebagai kunci al-Qur’an, maka hadits menjadi pendamping keberadaan al-Qur’an untul fungsi-fungsi praktis/aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari kita dalam hubungan vertikal mau horizontal, atau dengan alam. Kami kira, kita dapat saja membuka al-Qur’an tanpa melalui kuncinya [tentunya dengan cara menebak-nebak maksud ayat], maka silahkan lakukan itu, tetapi ulama sepakat bahwa orang-orang yang mau mempelajari al-Qur’an akan sangat mengalami banyak kesulitan jika dia tidak dibantu dengan ilmu kunci ini. Wa Allah a’lam bi l-Shawab. Wassalam, Montreal, Canada, 4-1-2000 Noryamin Aini. Sepuluh Pertanyaan Mata Kuliah Studi Al quran dan Al HadistNama Prayitno NIM 2110904 Mata Kuliah Studi Al-Quran dan Al-Hadits 1. Persamaan dan Perbedaan yang mendasar Al-Qur’an, Hadits Qudsy dan Al Hadits Dari ketiganya memiliki beberapa persamaan dan juga memiliki perbedaan diantaranya a. Persamaan - Persamaan antara ketiganya Al-Qur’an, Hadits Qudsy dan Al Hadits yaitu sama-sama sebagai pedoman hokum/ pedoman utama bagi kehidupan manusia. - Bahwa Persamaan antara ketiganya Al-Qur’an, Hadits Qudsy dan Al Hadits yaitu semuanya keluar dari bibir Rosululloh SAW yang mengandung anwar/cahaya dari anwarnya Nabi Muhammad SAW. Karena semua yang Nabi SAW katakana adalah wahyu. b. Sedangkan Perbedaannya diantaranya 1 Perbedaan di tinjau dari Segi Bahasa dan makna - Al-Quran bahasa dan ma’nanya langsung dari Alloh SWT - Hadits Qudsi Ma’nanya dari Alloh SWT dan Bahasanya dari Nabi SAW - Hadis Nabawi bahasa dan maknanya dari Nabi SAW 2 Perbedaan dari segi periwayatan - Al-Qur’an tidak boleh diriwayatkan dengan maknanya saja. - Sedangkan selain Al-Qur’an boleh. 3 Perbedaan dari segi kemukjizatan - Al-Qur’an baik lafal dan maknanya merupakan mukjizat. - Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi bukan merupakan mukjizat. 4 Perbedaan dari segi nilai membacanya - Al-Qur’an diperintahkan untuk dibaca, baik pada waktu shalat maupun di luarnya sebagai ibadah, baik orang yang membacanya itu mengerti maksudnya atau tidak. - Hadis Qudsi dan Nabawi dilarang dibaca ketika shalat dan membacanya tidak bernilai ibadah. Yang terpenting dalam hadis adalah untuk dipahami, dihayati, dan diamalkan. 2. Aspek-aspek kemukjizatan Al Qur'an hususnya aspek ilmiah memiliki hubungan antara nabi Muhammad yang alumm diantara hubungan tersebut Aspek Ilmiah dalam kemu’jizatan Al-Quran memiliki hubungan dengan kondisi Nabi yang ummi. Bahwasanya Nabi SAW memiliki sifat ummi yang tidak bisa membaca dan menulis adalah menjadi suatu alasan dan bantahan bahwa Alquran bukan buatan dari tangan dan bukan dari pemikiran Nabi SAW melainkan Al-Quran itu diturunkan dari Alloh SWT melalui malaikat Jibril kepada Nabi SAW dengan bahasa dan ma’nanya langsung dari Alloh SWT. Sifat ummi pada masa rasulullah menjadi hal yang wajar di kalangan orang-orang Quraish dan tidak perlu dipermasalahkan akan hal tersebut, karena mereka sendiri dari golongan orang-orang yang tidak bisa membaca dan menulis. Pada masa Nabi SAW memiliki sifat membaca dan menulis adalah menjadi bahan olok-olokan kaum Quraish, karena daya ingatan mereka sangat lemah. Seiring berjalannya waktu Nabi Muhammad tidak ummi lagi setelah keseluruhan ayat telah diturunkan, ini bukti membantah bahwa Nabi Muhammad tidak memiliki sifat baladah melainkan sifat fathonah dan satu bukti lagi bahwa akan pentingnya membaca dan menulis di era kontemporer sekarang dengan daya ingat yang lemah. 3. Proses interaksi antara malaikat Jibril nabi Muhammad dan para sahabat dalam menjaga kemurnian Alquran Allah menugaskan malaikat jibril As membawakan wahyu untuk disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw secara berangsur-angsur. Setelah Al-Qur’an diterima secara sempurna oleh Nabi Muhammad dan disampaikan kepada para sahabat dan seluruh umatnya, dengan membaca, menulis serta menghafal Al-Quran dari zaman Sahabat, Masa Tabi’in, Masa Tabi’-Tabi’in sampai hari ini, baik ayat-ayatnya maupun isi kandungan dengan yang ada didalamnya untuk dipahami dan di amalkan dengan baik dan benar sebagai pedoman dan sumber utama dan pertama dalam menata semua aspek kehidupan manusia baik urusan dunia maupun akhirat sehingga dapat melestarikan dan mewujudkan kemurnian kitab suci Al-Quran. 4. Pandangan Islam terhadap hadirnya perintah membaca merupakan perintah agama yang tercantum dalam surat Al-Alaq, membaca sangat penting bagi manusia apalagi sumber utama dari ajaran Islam adalah Al-Quran dan Hadits yang berupa teks Arab sehingga mendorong umat islam harus melakukan kegiatan membaca yang dapat dijadikan sebagai syarat utama dalam membangun peradaban. apalagi peradaban yang maju harus dimulai dengan rajin baca dan mempunyai banyak pengetahuan. Membaca memiliki banyak manfaat dan membaca tidak terbatas pada teks namun membaca dapat dilakukan dengan membaca fenomena alam atau dalam study Al Qur'an disebut sebagai ayat kauniyah. 5. Relevansi untuk mempelajarai ilmu tentang eksitensi Al-Quran dan Al-Hadits yaitu bahwa Ilmu Al-Quran dan Al-hadits merupakan ilmu yang tetap eksis/relevan baik masa dulu, sekarang maupun masa yang akan datang sampai hari kiamat tiba untuk menjadi pedoman hidup manusia. Dan sesuai perintah agama bahwa Al-Quran dan Hadits merupakan pedoman utama/pokok . Dalilnya / hukum tidak boleh bertentangan dengan al-quran. 6. Alasan Al-Quran diturunkan bertahap kepada Rasulullah, karena untuk menguatkan atau meneguhkan hati Rasulullah SAW dalam dorongan dakwah. Hal ini diisyaratkan oleh firman Allah, “Berkatalah orang-orang yang kafir “Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil teratur dan benar.” QS. al-Furqan 32 Kemudian, untuk menentang dan melemahkan para penentang Al-Quran. Sebab, orang-orang musyrik bertujuan melemahkan Nabi, dengan melontarkan pertanyaan hal-hal batil yang tak masuk akal, seperti hari kiamat. Alasan berikutnya, untuk mempermudah hafalan dan pemahaman terhadap Al-Quran. Lalu, Al-Quran diturunkan menyesuaikan dengan peristiwa-peristiwa dalam penetapan hukum. Sebab, Al-Quran diturunkan sebagai penetapan aqidah yang benar, hukum-hukum syari`at, dan akhlak mulia. Sebagaimana firman Allah, Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. QS. al-Isra 106. Diturunkan tidak sekaligus, karena Al-Quran bukti yang pasti bahwa Al-Quran Al-Karim Diturunkan dari sisi Allah SWT yang Maha Bijaksana dan Maha Tahu. 7. Keberadaan hadis harus dikritik baik secara sanad maupun matan karena untuk mengetahui kualitas suatu Hadis, karena hal tersebut sangat fungsional berhubungan dengan kehujjahan Hadis. Suatu Hadis dapat dijadikan hujjah dalil dalam menetapkan hukum apabila Hadis tersebut telah memenuhi syarat-syarat diterimanya maqbul suatu Hadis. Alasan lainnya yaitu penelitian kualitas hadis perlu dilakukan, bukan berarti meragukan hadis Nabi Muhammad saw, tetapi melihat keterbatasan perawi hadis sebagai manusia, yang adakalanya melakukan kesalahan, baik karena lupa maupun karena didorong oleh kepentingan tertentu. Keberadaan perawi hadis sangat menentukan kualitas hadis, baik kualitas sanad maupun kualitas matan hadis. Selama riwayat-riwayat ini membutuhkan penelitian dan kajian mendalam untuk mengetahui mana yang dapat diterima dan mana yang ditolak, maka mutlak diperlukan adanya kaidah-kaidah dan patokan sebagai acuan melakukan studi kritik Hadis. 8. Adanya sistem sanad atau nasab keilmuan itulah yang membuat kemurnian agama Islam terjaga. Prinsip-prinsip keislaman yang kita praktikkan hari ini sama persis dengan yang diamalkan Baginda Nabi Muhammad SAW. Metode sanad adalah modal peradaban istimewa kaum Muslimin. Metodologi ini hanya dimiliki umat Islam. Tanpa sanad, manusia bisa berbicara apa saja tanpa dasar. Ada ungkapan hikmah dalam bagian mukadimah kitab Shahih Muslim. Di sana, dinyatakan bahwa “Al-Isnad minad din; laulal isnaad laqala man sya’a ma sya’a. Artinya, “Sistem sanad bagian dari fondasi agama. Andaikan tidak ada sanad, orang akan berbicara agama sesuai hawa nafsu dan kepentingannya saja. 9. Nilai-nilai amanah sama penting kedudukannya dengan nilai-nilai siddiq. Siddiq dalam manajemen pemasaran modern sangat menentukan terciptanya layanan informasi yang benar. Bahkan, karakter siddiq merupakan dasar yang harus menyertai aktivitas bisnis sehingga hak atau kepentingan pelanggan tetap terpenuhi. Selain itu dalam pemasaran salah satu prinsip yang dikedepankan adalah amanah kepercayaan karena perusahaan kalau sudah memegang amanah dengan penuh, masyarakat akan datang sendiri untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut. Bagi perusahaan, pebisnis dan pekerja, sifat amanah akan membawa keuntungan besar. Sebab, ketika mitra bisnis atau para pembeli memutuskan untuk membelanjakan uangnya,mereka menganggap pedagang itu dapat dipercaya amanah. Selain itu, sehebat apa pun strategi bauran pemasaran marketing mix yang bertumpu pada “4P” product, price, place, dan promotion ditempuh, misalnya tidak akan membuahkan sukses tanpa disertai adanya nilai-nilai amanah. Kalau dianalisis lebih jauh, rasa percaya amanah ini merupakan landasan bisnis yangkuat. Tanpa adanya rasa percaya dari mitra bisnis, konsumen dan masyarakat sekitar, dapatdipastikan bisnis perdagangan apapun baik itu berupa jasa atau barang akan mengalamikegagalan. Itulah sebabnya, kepercayaan trust dianggap sebagai motor penggerak utama suatu bisnis 10. Saya berpendapat, terkait perkuliahan studi al qur’an dan hadits sangatlah penting dan luar biasa kandungan isinya sehingga menambah wawasan keilmuan, studi ini dapat mengingatkan kita terkait makna al- qur’an dan hadist sebagai pedoman dalam berkehidupan sehari-hari. Ilmu Al-Quran dan Al-hadits merupakan ilmu yang tetap eksis/relevan baik masa dulu, sekarang maupun masa yang akan datang sampai hari kiamat tiba untuk menjadi pedoman hidup manusia. Dan sesuai perintah agama bahwa Al-Quran dan Hadits merupakan pedoman utama/pokok . Dalilnya / hukum tidak boleh bertentangan dengan menjadi banyak belajar konsep-konsep dalam Qur'an dan hadist sehingga semakin menyadari keluasan ilmunya Alloh , kebodohan saya kelihatan dan menjadikan semangat untuk terus menggali ilmuNya, seerta berusaha mengamalkannya. Sehingga saya dapat memahami bahwa segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT pasti ada manfaatnya. Al Quran mengandung banyak pokok ajaran sehingga seluruh hidup dan kehidupan ini menjadi teratur. Oleh karena itu di dalam Al Quran terdapat ayat-ayat yang menjelaskan tentang fungsi Al Quran, sebagit 1. Petunjuk bagi Manusia Al Quran adalah kitab suci yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia yang beriman dan bertakwa daam hidup dan kehidupannya. Hal ini sesuai firman Allah dalam Surat Al A'raf ayat 52 "Sungguh, Kami telah mendatangkan Kitab Al-Qur'an kepada mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." Hal ini dapat terlihat bagi siapa saja manusia yang mengikuti petunjuk Al Quran akan mendapatkan kemuliaan, kejayaan, keselamatan, dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Pokok Ajaran Islam Sebab dari Al Quranlah diambil segala pokok syariat dan dalil-dalil syar'i yang mencakup seluruh aspek hukum bagi manusia dalam menjalani hidup di dunia atau di akhirat. Hal ini sesuai dengan firman Allah Surat An Nisa ayat 105 Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab Al-Qur'an kepadamu Muhammad membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penentang orang yang tidak bersalah, karena membela orang yang berkhianat, a. Pengajaran bagi Manusia Al Quran adalah pengajaran bagi manusia. Karena itu manusia mengetahui jalan yang hak dan batil, antara yang benar dan yang sesat dan lainnya. Hal ini tercantum dalam Surat Yunus ayat 57 Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran Al-Qur'an dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman. Fungsi Al Quran itulah menjadikan Al Quran memiliki peran yang sangat penting dalam menjalani hidup. Tujuannya agar hidup berjalan kebenaran dan keselamatan di dunia dan juga dalam kehidupan akhirat. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dalam Kajian Rutin Bakda Magrib yang diadakan oleh Universitas Ahmad Dahlan UAD melalui Lembaga Pengembangan Studi Islam LPSI dan Pesantren Mahasiswa Ahmad Dahlan Persada, menghadirkan Ustaz H. Rahmadi Wibowo, Lc., yang merupakan anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pengurus Pusat PP Muhammadiyah, sekaligus Kepala Bidang Kabid Pendidikan Pengajian dan Pembinaan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan AIK UAD. Ia menyampaikan materi terkait Tanya Jawab Agama "Qur'an Hadis".Tayang secara langsung di kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD, pada Jum'at, 21 Januari 2022, kajian ini merupakan rangkaian dari kajian sebelumnya, dengan tema besar yang masih sama."Kajian ini adalah lanjutan pada pertemuan sebelumnya, yaitu menjawab pertanyaan yang belum sempat dijawab atau dibahas," ucap Awhinarto, selaku moderator sesaat sebelum kajian dimulai. Terdapat empat pertanyaan berbeda yang dijawab dan dibahas Ustaz Rahmadi pada kajian ini, di antaranya, belajar Al-Qur'an melalui terjemahan, meraih berkah dari rezeki yang dimiliki, pahala yang didapat oleh hamba yang beriman, dan pentingnya khusyuk saat salat. Pada salah satu pertanyaan terkait pentingnya khusyuk saat salat, Ustaz Rahmadi menyampaikan, khusyuk ini bisa artikan dengan tenang atau fokus di dalam melakukan salat. Ada dua aspek di dalamnya yakni aspek fisik berupa bacaan serta gerakan, dan aspek ruh yang berarti penuh keyakinan dalam melakukan salat."Kedua aspek tadi tidak bisa dipisahkan, karena kalau hanya memilih salah satunya saja maka akan terjadi kepincangan, dan berimbas pada sah atau tidaknya salat yang dilakukan," jelasnya. didi Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

kumpulan pertanyaan tentang hadits